Pembelajaran dengan Paradigma Baru melalui kegiatan Penguatan Karakter Anak
Pembelajaran dengan Paradigma Baru melalui kegiatan Penguatan Karakter Anak di SD N RENDENG KECAMATAN GEBANG

By DPPPAPMD KAB PURWOREJO 21 Okt 2024, 09:09:35 WIB Pemerintahan
Pembelajaran dengan Paradigma Baru melalui kegiatan Penguatan Karakter Anak

Menghadiri Kegiatan Pembelajaran dengan Paradigma Baru melalui kegiatan Penguatan Karakter Anak Hari Kamis tanggal 17 Oktober 2024 pukul 08.00 WIB s.d selesai di SD N RENDENG KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO. Peserta merupakan Murid SD N RENDENG KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO dengan Narasumber Sachio Rohman dan Frida Kristalina Pamungkas dari FORKARE Kab. Purworejo

Acara dibuka oleh Kepala SD N RENDENG Bapak Ari Sugiarto, S.Pd., M.Pd, Sambutan ketua komite SD N RENDENG Bapak Agus Winarno, Sambutan Kades Rendeng Bapak Pariyono, dilanjutkan dengan Penyampaian materi tentang penguatan karakter dan anti bullying oleh Sachio Rohman dan Frida Kristalina Pamungkas dari FORKARE Kab. Purworejo yang isinya sebagai berikut :
Pada umumnya, fungsi pendidikan adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, toleran, tangguh, dan berperilaku baik. Selain hal tersebut, fungsi pendidikan karakter lainnya :
A. Mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.
B. Membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.
C. Membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan internasional.

Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Jenis-jenis bullying :
A. Kontak Fisik Langsung
Bullying secara fisik paling tampak dan mudah diidentifikasi. Contoh bullying fisik yaitu memukul, mendorong, menjambak, menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi dan merusak serta menghancurkan barang-barang miliki anak yang tertindas, memeras, dan lain-lain.

B. Kontak Verbal Langsung
Bullying dalam bentuk verbal biasanya menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut. Contoh bullying verbal yaitu julukan nama, celaan, fitnah, sarkasme, merendahkan, mencela atau mengejek.
Tindakan lain yang terkategori bullying adalah mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip, penghinaan, pernyataan-pernyataan pelecehan seksual, teror, surat-surat mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip, dan sebagainya.

C. Perilaku Nonverbal Langsung
Bullying jenis ini seperti tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.

D. Perilaku Nonverbal Tidak Langsung
Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.

E. Cyber Bullying
Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial).

F. Pelecehan Seksual
Kadang tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.

Cara mencegah bullying :
A. Sekolah perlu menciptakan kultur sekolah yang aman, nyaman, dan sehat sehingga anak dapat berinteraksi dengan teman-teman dengan baik. Sekolah juga perlu memberikan sanksi tegas kepada anak yang melakukan bullying sehingga remaja merasa jera dan tidak melakukan bullying lagi kepada temannya.

B. Guru dan orang tua perlu mengajarkan kepada anak/remaja untuk menyelesaikan masalah bukan dengan cara kekerasan dan main hakim sendiri melainkan dengan pendekatan musyawarah bersama untuk mencari solusi yang terbaik.

C. Guru perlu menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang baik sehingga anak bisa saling menghargai dan menghormati.

D. Guru perlu melakukan pendekatan konseling kepada anak yang mengalami bullying sehingga anak remaja tidak memiliki trauma berkepanjangan, minder, dan takut untuk bersosialisasi dengan orang lain.

E. Guru dan orang tua perlu bekerja sama untuk menangani bullying dengan musyawarah yang baik sehingga dapat mencari solusi yang terbaik.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment